Sebagian besar artikel tentang leadership lebih cenderung membahas sifat dan kontribusi. Itu merupakan hal yang baik dan bagus, tapi bagaimana dengan beberapa orang yang belum menyadari bahwa mereka buruk saat memimpin? Bagaimana mereka harus meningkatkan leadership dari diri mereka?
Berikut ada 4 tanda bahwa kamu harus meningkatkan leadership kamu yang disampaikan oleh Tor Constantino, seorang jurnalis, pengarang beberapa artikel top di dunia, mentor leadership, dengan pengalaman kepemimpinan lebih dari 30 tahun.
- Kamu hanya memiliki satu alat kepemimpinan
Tuntutan sebagai pemimpin sebenarnya cukup menakutkan. Keputusan besar yang sulit, pemecahan masalah yang ribet, menangani pelanggan yang rewel, dan mengelola masalah yang paling berantakan hanyalah beberapa bagian pekerjaan dari seorang pemimpin. Dan dengan beragam masalah tersebut, dibutuhkan penerapa gaya atau alat yang beragam dalam pemecahan masalah sebagai pemimpin.
The Hay Group, sebuah konsultan manajemen ternama dunia, mengidentifikasi enam gaya leadership yang berbeda : direktif, visioner, afiliatif, partisipatif, penentu kecepatan, dan pembinaan. Para pemimpin terbaik, dapat menyesuaikan diri dengan beberapa gaya yang berbeda dari enam daftar itu, dan seharusnya dapat dengan mudah menyesuaikan gaya manajemen mereka saat menyelesaikan masalah tetapi tetap bergantung pada dinamika situasional.
Sementara itu, pemimpin yang buruk cenderung hanya menggunakan salah satu gaya untuk semua permasalahan yang ada. Itu adalah tanda bahwa harus dilakukan perubahan dalam diri pemimpin tersebut.
- Memotivasi dengan rasa takut
Sangatlah banyak cara untuk memotivasi tim dan orang-orang yang bekerja denga kita. Pemimpin yang baik memotivasi timnya dalam banyak cara seperti menginspirasi tim untuk tujuan yang mulia, mencolok percikan yang kompetitif dalam jalan yang baik, membantu mengarahkan atau memetakan jalan untuk tujuan bersama, atau mendorong respon emosional yang kuat.
Pemimpin terburuk salah satunya termotivasi oleh rasa takut. Salah satu jenis gaya pemimpin ini ada dalam film A Bronx Tale (1993), karakter Sonny yang diperankan oleh Chazz Palminteri dalam film mengatakan kepada anak didiknya : “Menyenangkan untuk dicintai sekaligus ditakuti, tetapi saya lebih memilih untuk lebih suka ditakuti. Ketakutan bertahan lebih lama daripada cinta.”
Jika kamu menyetujui gaya kepemimpinan ala mafia tersebut, mungkin sudah pasti terjadi kesenjangan antara pemimpin dan timnya. Dan hal ini cenderung menahan perkembangan gaya dari pemimpin itu sendiri.
- Mendorong tim lainnya ke belakang
Jim Collins pernah menulis salah satu buku bisnis terbaik yang berjudul ‘Good to Great’, yang memperkenalkan konsep kepemimpinan level 5. Ini adalah perpaduan paradoks antara dorongan profesional sebagai leader dengan kerendahan hati. Jim Collins menyatakan bahwa para pemimpin puncak ini menunjukkan kerendahan hati, kemauan, tekad yang ganas dan kesediaan untuk menerima kesalahan atas masalah negatif dan memberikan penghargaan kepada orang lain untuk hasil positif.
Pemimpin yang tidak bersemangat cenderung mencari kesuksesan dan sorotan dengan mengorbankan orang lain (bahkan timnya sendiri), dan pada akhirnya hal itu dipastikan merugikan mereka sendiri.
- Tidak mau mendengarkan apa yang kamu tidak ingin dengar
Salah satu jalan tercepat menuju kegagalan adalah dengan tidak mendengarkan. Pemimpin dengan jenis malas adalah pemimpin yang memiliki karakter ini dan mereka ditakdirkan untuk gagal. Tidak hanya sebagai pemimpin, tetapi orang manapun yang tidak mau mendengar masukan dari orang yang memiliki pengaruh di sekitar mereka, tidak akan pernah bertahan lama.
Itu adalah contoh 4 hal yang harus diubah jika ingin meningkatkan leadership kamu. Tidak ada satupun orang yang bekerja dengan pemimpin yang buruk. Kesadaran adalah kunci dalam perubahan, tanpa itu para pemimpin yang buruk akan tetap terkunci pada pola yang salah dan terbatasi dalam meraih kesuksesan.